Langsung ke konten utama

Penyakit Akibat Kerja

Dalam melakukan tugas pekerjaannya seorang pekerja menghadapi berbagai potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatannya. Potensi bahaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor fisika, faktor biologi, faktor kimia, faktor ergonomi dan faktor psikososial. (3 faktor pertama seperti judul pelajaran waktu SMA ya :)). Gangguan pada kesehatan dapat berupa penyakit akibat kerja (PAK) atau penyakit terkait kerja (PTK). Penyakit terkait kerja juga dikenal dengan nama penyakit akibat hubungan kerja (PAHK).

Gangguan kesehatan akibat terpajan berbagai potensi bahaya di tempat kerja perlu dikenali dan didiagnosis. Masih banyak dokter yang belum mengetahui dan memahami cara mendiagnosis penyakit akibat kerja. Mengapa demikian? Karena tata cara mendiagnosis penyakit akibat kerja baru masuk dalam kurikulum pendidikan dokter tahun 2012. Artinya banyak dokter dan dokter spesialis yang belum mendapatkan kuliah mengenai tata cara mendiagnosis penyakit akibat kerja. Selain itu meskipun sudah masuk dalam kurikulum pendidikan dokter sejak tahun 2012, masih banyak fakultas kedokteran di Indonesia yang belum memberikan materi ini dengan tuntas karena tidak memiliki dosen yang menguasai bidang ini.

Mengapa penyakit akibat kerja perlu didiagnosis?
  • Aspek medis
    • Dasar tata laksana medis dan tata laksana penyakit akibat kerja
    • Membatasi kecacatan dan keparahan penyakit
    • Mencegah terulangnya atau makin beratnya penyakit atau kecelakaan
    • Identifikasi adanya hubungan baru antara suatu pajanan dengan penyakit.
  • Aspek komunitas
    • Melindungi dan mencegah pekerja lain mengalami penyakit yang sama dengan melakukan pengendalian pajanan penyebab pada sumbernya.
  • Aspek legal
    • Pemenuhan hak kompensasi pekerja.
Bagaimana kita curiga bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit akibat kerja?

Ada beberapa hal yang harus menimbulkan kecurigaan bahwa penyakit yang diderita jangan-jangan disebabkan oleh pekerjaan yaitu:
  • Gejala dan keluhan timbul saat masuk kerja dan berkurang/membaik saat libur atau cuti.
  • Terdapat teman sekerja yang juga mengalami hal yang sama.
  • Penyakit tidak sesuai dengan pola penyakit yang ada. 
    • Serangan jantung biasanya terjadi pada laki-laki dengan umur di atas 50 tahun, maka jika terjadi serangan jantung pada umur muda atau pada wanita maka perlu timbul kecurigaan jangan-jangan ada faktor potensi bahaya di tempat kerja yang berperan.
    • Jerawat biasanya di wajah, jika timbul jerawat di lengan dan kaki maka perlu dicurigai jangan-jangan ada faktor potensi bahaya di tempat kerja yang berperan.
  • Sakit yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah berobat ke berbagai dokter dan dilakukan berbagai pemeriksaan laboratorium tetapi tidak ditemukan kelainan pada hasil pemeriksaan laboratorium.
Tentu saja kecurigaan tersebut perlu ditelusuri lebih dalam oleh dokter yang memiliki kompetensi mengenai penyakit akibat kerja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Variabilitas pajanan bahan kimia di tempat kerja

Pajanan bahan kimia pada pekerja di lingkungan kerja sangat bervariasi: dari hari ke hari dari satu pekerja ke pekerja lain dari satu kelompok pekerja ke kelompok pekerja lain.  Bahkan dalam satu shift kerja, pajanan bervariasi dari menit ke menit. Variasi ini terjadi akibat perubahan dalam faktor seperti: laju pembentukan kontaminan tingkat ventilasi aktivitas yang dilakukan oleh pekerja.  Variabilitas ini memengaruhi jumlah sampel yang dibutuhkan untuk sepenuhnya mengkarakterisasi variasi tersebut di atas dan kemampuan skema penilaian yang ada untuk membandingkan kelompok pekerja yang berbeda atau membandingkan pajanan terhadap nilai ambang batas (NAB).  Satu pendekatan yang dilakukan untuk menangani masalah variabilitas dalam pajanan pekerja adalah dengan mengelompokkan pekerja ke dalam similarly exposure groups (SEGs) , yang dapat dilakukan dengan: Pendekatan kualitatif Pendekatan kuantitatif Pendekatan kualitatif Pengelompokkan pekerja ke dalam SEGs dilakukan denga...

Pajanan lingkungan kerja berlebihan

Pajanan berlebihan terhadap zat kimia di tempat kerja yang dapat menyebabkan masalah kesehatan ketika pekerja terpajan dengan zat kimia tersebut terus-menerus. Hal ini dapat terjadi di tempat kerja di mana zat kimia tersebut diproduksi, diformulasikan, dan digunakan secara komersial. Lama pajanan meningkatkan risiko masalah kesehatan.  Definisi pajanan lingkungan kerja berlebihan adalah situasi lingkungan kerja yang memerlukan intervensi atau pengendalian yang dilakukan tidak baik.  Dalam bahasa statistik, pajanan berlebihan adalah kemungkinan pajanan rata-rata pekerja yang dipilih secara acak melebihi NAB. Artinya, kita harus menghitung karakteristik distribusi pajanan, dan membandingkan dengan NAB, di mana jika nilainya lebih besar atau sama dengan NAB maka karakteristik distribusi pajanan tersebut tidak dapat diterima ( unacceptable ). Pada lingkungan kerja dengan karakteristik distribusi pajanan yang unacceptable harus dilakukan tindakan pengendalian.  Beberapa karakt...

Kelebihan berat badan dan obesitas

Untuk mengetahui apakah individu mengalami kelebihan berat badan adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT) menggunakan rumus berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) kwadrat , sehingga satuan IMT adalah  kg/m 2 . Terdapat dua jenis penggolongan hasil perhitungan IMT, yaitu menurut WHO ( World Health Organization ) dan asia pasifik .  Pada 2018, penduduk dewasa Indonesia yang memiliki IMT kelebihan berat badan adalah 13,6 dan obesitas adalah 21,8%, sehingga total penduduk dewasa yang memiliki IMT kelebihan berat badan dan obesitas adalah 35,4%, artinya sekitar 1 dari 3 penduduk dewasa mengalami masalah kelebihan gizi .  Kecenderungan individu untuk mengalami kelebihan berat badan dan obesitas berkaitan dengan beberapa faktor sosio-demografi seperti: Lebih umum dijumpai di perkotaan daripada pedesaan Pekerjaan yang tak menuntut banyak gerak  Aktivitas fisik yang lebih rendah pada waktu luang Perempuan Tingkat kesejahteraan rumah tangga Jenis industri te...