Langsung ke konten utama

Pajanan lingkungan kerja berlebihan

Pajanan berlebihan terhadap zat kimia di tempat kerja yang dapat menyebabkan masalah kesehatan ketika pekerja terpajan dengan zat kimia tersebut terus-menerus. Hal ini dapat terjadi di tempat kerja di mana zat kimia tersebut diproduksi, diformulasikan, dan digunakan secara komersial. Lama pajanan meningkatkan risiko masalah kesehatan. 

Definisi pajanan lingkungan kerja berlebihan adalah situasi lingkungan kerja yang memerlukan intervensi atau pengendalian yang dilakukan tidak baik. 

Dalam bahasa statistik, pajanan berlebihan adalah kemungkinan pajanan rata-rata pekerja yang dipilih secara acak melebihi NAB. Artinya, kita harus menghitung karakteristik distribusi pajanan, dan membandingkan dengan NAB, di mana jika nilainya lebih besar atau sama dengan NAB maka karakteristik distribusi pajanan tersebut tidak dapat diterima (unacceptable). Pada lingkungan kerja dengan karakteristik distribusi pajanan yang unacceptable harus dilakukan tindakan pengendalian. 

Beberapa karakteristik distribusi pajanan yang digunakan:

  • Exceedance fraction lebih besar atau sama dengan 5%
  • Persentil ke-95 lebih besar atau sama dengan NAB
  • Rata-rata aritmetik lebih besar atau sama dengan NAB


Exceedance fraction adalah proporsi dari tingkat pajanan dalam populasi pekerja yang diteliti yang berada di atas nilai ambang batas. Dengan perkataan lain, exceedance fraction adalah probabilitas untuk nilai pajanan acak tunggal di atas nilai ambang batas. The national institute for occupational safety and health (NIOSH) menyatakan bahwa kurang dari 5% dari semua pajanan harus melebihi nilai ambang batas. Perhitungan exceedance fraction direkomendasikan oleh the Institut National de Recherche et de Sécurité (INRS) di Prancis, the British Occupational Hygiene Societies (BOHS), the Dutch Society for Occupational Hygiene (NVvA), dan the European Committee for Standardization (CEN, Comité Européen de Normalisation).

Definisi nilai persentil ke-95 dari suatu distribusi adalah nilai di bawah mana terletak 95% dari distribusi. Secara numerik, membandingkan exceedance fraction dengan angka lima persen adalah sebanding dengan membandingkan persentil ke-95 dengan nilai ambang batas. Persentil ke-95 ini direkomendasikan dalam panduan AIHA terkini.

Dalam panduan AIHA terkini, pendekatan menggunakan rerata aritmatika hanya direkomendasikan untuk kasus yang jarang di mana batas pajanan telah secara eksplisit didefinisikan sebagai indeks dosis kumulatif jangka panjang (a long-term cumulative dose index).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jumlah sampel minimum pengukuran pajanan di lingkungan kerja

Untuk membuktikan bahwa kadar pajanan di tempat kerja tidak melewati nilai ambang batas (NAB) kemungkinan akan memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit.  Dalam Permenaker nomor 5 tahun 2018 maupun Permenkes nomor 70 tahun 2016 tidak ada ketentuan mengenai jumlah sampel minimum. Dalam permenkes nomor 70 tahun 2016 hanya disebutkan bahwa jumlah sampel sebagai bagian dari proses pengukuran harus dilakukan sesuai dengan standar.  Jumlah sampel minimum menurut NIOSH cukup banyak seperti terlihat pada gambar di bawah ini.  Untuk mengurangi jumlah sampel minimum yang diperlukan, dapat dilakukan dengan strategi sebagai berikut: Membagi pekerja ke dalam  similarly exposed group  (SEG). Pengukuran pajanan personal dilakukan dalam 3 tahap: Tahap skrining Tahap uji kepatuhan kelompok Tahap uji kepatuhan individu Pada tahap skrining dilakukan tiga pengukuran pajanan personal  secara acak dari pekerja dalam SEG. Jika  ketiga pajanan kurang dari 0,1...
Penyakit/gangguan muskuloskeletal terkait kerja Muskuloskeletal maksudnya otot dan rangka. Menurut HSE, di Inggris, sekitar setengah juta pekerja mengalami penyakit/gangguan otot rangka terkait kerja (baik kasus baru maupun kasus lama) pada tahun 2015/16. Dan penyakit/gangguan otot rangka yang mempengaruhi kualitas hidup pekerja yang mengalaminya ini merupakan penyakit/gangguan terkait kerja yang jumlahnya banyak, sekitar 41% dari seluruh penyakit/gangguan terkait kerja. (https://t.co/DloQPGuwea).  Bagaimana dengan data di Indonesia? Di Indonesia belum ada data pasti mengenai penyakit akibat kerja. Tetapi diperkirakan persentase penyakit/gangguan muskuloskeletal terkait kerja hampir sama. Tetapi umumnya tidak dikenali. Mengapa? Karena seringkali keluhan pegal linu, nyeri, kram, baal, kesemutan dll setelah bekerja dianggap biasa. Pasien umumnya mengobati sendiri, kalaupun berobat ke dokter biasanya tidak terdiagnosis kaitannya antara keluhan pasien dengan pekerjaannya. ...

Variabilitas pajanan bahan kimia di tempat kerja

Pajanan bahan kimia pada pekerja di lingkungan kerja sangat bervariasi: dari hari ke hari dari satu pekerja ke pekerja lain dari satu kelompok pekerja ke kelompok pekerja lain.  Bahkan dalam satu shift kerja, pajanan bervariasi dari menit ke menit. Variasi ini terjadi akibat perubahan dalam faktor seperti: laju pembentukan kontaminan tingkat ventilasi aktivitas yang dilakukan oleh pekerja.  Variabilitas ini memengaruhi jumlah sampel yang dibutuhkan untuk sepenuhnya mengkarakterisasi variasi tersebut di atas dan kemampuan skema penilaian yang ada untuk membandingkan kelompok pekerja yang berbeda atau membandingkan pajanan terhadap nilai ambang batas (NAB).  Satu pendekatan yang dilakukan untuk menangani masalah variabilitas dalam pajanan pekerja adalah dengan mengelompokkan pekerja ke dalam similarly exposure groups (SEGs) , yang dapat dilakukan dengan: Pendekatan kualitatif Pendekatan kuantitatif Pendekatan kualitatif Pengelompokkan pekerja ke dalam SEGs dilakukan denga...