Langsung ke konten utama

Faktor risiko psikososial

Salah satu potensi bahaya di tempat kerja adalah faktor risiko psikososial. Dalam Permenaker nomor 5 tahun 2018 disebut sebagai faktor psikologi. 

Faktor psikologi menurut Permenaker nomor 5 tahun 2018 adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, disebabkan oleh hubungan antar personal di tempat kerja, peran dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

Istilah "psikososial" dan "psikologis" sering digunakan secara bergantian, tetapi memiliki arti yang berbeda. 
  • Psikologis mengacu pada keadaan mental dan emosional individu. Faktor psikologis mencakup proses mental dan emosional internal individu.
  • Psikososial mengacu pada bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu memengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks sosial. Faktor psikososial mencakup pengaruh sosial dan interpersonal eksternal yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis individu.
Risiko psikososial adalah faktor terkait pekerjaan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan pekerja sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan. Beberapa contoh risiko psikososial adalah: 
  • beban kerja yang berlebihan
  • tekanan waktu
  • kontrol pekerjaan yang terbatas
  • ambiguitas peran atau konflik peran
  • jam kerja yang panjang
  • ketidakamanan pekerjaan
  • kurangnya dukungan untuk keseimbangan kehidupan kerja
Permenkes nomor 70 tahun 2016 sama sekali tidak mengatur mengenai faktor risiko psikososial. Padahal faktor risiko psikososial dapat mengakibatkan pekerja menjadi tidak sehat dan produktif serta dapat menimbulkan stres kerja, sementara dua tujuan pertama dari Permenkes nomor 70 tahun 2016 adalah menciptakan pekerja yang sehat dan produktif serta mencegah timbulnya gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan kerja.

Dalam dunia kesehatan kerja terdapat juga istilah keamanan psikologis. Keamanan psikologis mengacu pada lingkungan kerja di mana pekerja merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan mengambil risiko tanpa takut dipermalukan, dihukum, atau didiskriminasi. Keamanan psikologis adalah karakteristik positif karena menumbuhkan lingkungan di mana pekerja merasa dihargai, dihormati, dan diberdayakan untuk berbicara. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Variabilitas pajanan bahan kimia di tempat kerja

Pajanan bahan kimia pada pekerja di lingkungan kerja sangat bervariasi: dari hari ke hari dari satu pekerja ke pekerja lain dari satu kelompok pekerja ke kelompok pekerja lain.  Bahkan dalam satu shift kerja, pajanan bervariasi dari menit ke menit. Variasi ini terjadi akibat perubahan dalam faktor seperti: laju pembentukan kontaminan tingkat ventilasi aktivitas yang dilakukan oleh pekerja.  Variabilitas ini memengaruhi jumlah sampel yang dibutuhkan untuk sepenuhnya mengkarakterisasi variasi tersebut di atas dan kemampuan skema penilaian yang ada untuk membandingkan kelompok pekerja yang berbeda atau membandingkan pajanan terhadap nilai ambang batas (NAB).  Satu pendekatan yang dilakukan untuk menangani masalah variabilitas dalam pajanan pekerja adalah dengan mengelompokkan pekerja ke dalam similarly exposure groups (SEGs) , yang dapat dilakukan dengan: Pendekatan kualitatif Pendekatan kuantitatif Pendekatan kualitatif Pengelompokkan pekerja ke dalam SEGs dilakukan denga...

Pajanan lingkungan kerja berlebihan

Pajanan berlebihan terhadap zat kimia di tempat kerja yang dapat menyebabkan masalah kesehatan ketika pekerja terpajan dengan zat kimia tersebut terus-menerus. Hal ini dapat terjadi di tempat kerja di mana zat kimia tersebut diproduksi, diformulasikan, dan digunakan secara komersial. Lama pajanan meningkatkan risiko masalah kesehatan.  Definisi pajanan lingkungan kerja berlebihan adalah situasi lingkungan kerja yang memerlukan intervensi atau pengendalian yang dilakukan tidak baik.  Dalam bahasa statistik, pajanan berlebihan adalah kemungkinan pajanan rata-rata pekerja yang dipilih secara acak melebihi NAB. Artinya, kita harus menghitung karakteristik distribusi pajanan, dan membandingkan dengan NAB, di mana jika nilainya lebih besar atau sama dengan NAB maka karakteristik distribusi pajanan tersebut tidak dapat diterima ( unacceptable ). Pada lingkungan kerja dengan karakteristik distribusi pajanan yang unacceptable harus dilakukan tindakan pengendalian.  Beberapa karakt...

Kelebihan berat badan dan obesitas

Untuk mengetahui apakah individu mengalami kelebihan berat badan adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT) menggunakan rumus berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) kwadrat , sehingga satuan IMT adalah  kg/m 2 . Terdapat dua jenis penggolongan hasil perhitungan IMT, yaitu menurut WHO ( World Health Organization ) dan asia pasifik .  Pada 2018, penduduk dewasa Indonesia yang memiliki IMT kelebihan berat badan adalah 13,6 dan obesitas adalah 21,8%, sehingga total penduduk dewasa yang memiliki IMT kelebihan berat badan dan obesitas adalah 35,4%, artinya sekitar 1 dari 3 penduduk dewasa mengalami masalah kelebihan gizi .  Kecenderungan individu untuk mengalami kelebihan berat badan dan obesitas berkaitan dengan beberapa faktor sosio-demografi seperti: Lebih umum dijumpai di perkotaan daripada pedesaan Pekerjaan yang tak menuntut banyak gerak  Aktivitas fisik yang lebih rendah pada waktu luang Perempuan Tingkat kesejahteraan rumah tangga Jenis industri te...