Untuk mengetahui apakah individu mengalami kelebihan berat badan adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT) menggunakan rumus berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) kwadrat, sehingga satuan IMT adalah kg/m2. Terdapat dua jenis penggolongan hasil perhitungan IMT, yaitu menurut WHO (World Health Organization) dan asia pasifik.
Kecenderungan individu untuk mengalami kelebihan berat badan dan obesitas berkaitan dengan beberapa faktor sosio-demografi seperti:
- Lebih umum dijumpai di perkotaan daripada pedesaan
- Pekerjaan yang tak menuntut banyak gerak
- Aktivitas fisik yang lebih rendah pada waktu luang
- Perempuan
- Tingkat kesejahteraan rumah tangga
- Jenis industri tempat bekerja
- Obesitas memiliki biaya sosial yang sangat besar dalam hal kesejahteraan yang lebih rendah dan hilangnya nyawa manusia
- Perawatan dan pengobatan individu dengan gangguan yang berhubungan dengan obesitas membutuhkan biaya yang sangat besar
- Obesitas berdampak negatif pada pengeluaran bisnis dengan menurunkan produktivitas pekerja dan meningkatkan permintaan akan layanan pendukung dan manajemen disabilitas.
- Lingkungan tempat kerja dapat berkontribusi pada peningkatan kelebihan berat badan dan obesitas, akan tetapi juga dapat memberikan kemungkinan untuk mengatasi masalah tersebut.
- Obesitas merupakan faktor risiko yang signifikan untuk penyakit kardiovaskular dan kematian
- Obesitas meningkatkan prevalensi dan keparahan faktor risiko kardiovaskular seperti:
- diabetes tipe II
- kolesterol nonHDL tinggi
- kolesterol HDL rendah,
- hipertensi sistolik dan diastolik
- Obesitas terkait dengan peningkatan risiko kejadian koroner (serangan jantung) yang fatal, terlepas dari faktor risiko lainnya. Akibatnya, obesitas berkontribusi secara signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular pada populasi pekerja.
- Obesitas merupakan faktor risiko berbagai gangguan serius lainnya:
- perlemakan hati dan sirosis
- gagal ginjal kronis
- osteoartritis
- apnea tidur obstruktif
- Obesitas terkait dengan tingkat ketidakhadiran yang jauh lebih tinggi (yaitu kehilangan lebih banyak hari kerja) dan presenteeism. Pekerja obesitas mengambil lebih banyak cuti sakit, istirahat sakit lebih lama, dan kehilangan lebih banyak produktivitas daripada pekerja non-obesitas.
- Obesitas juga meningkatkan biaya kompensasi pekerja. Pekerja obesitas mengajukan lebih banyak klaim kompensasi, memiliki klaim lebih mahal, dan melewatkan lebih banyak hari kerja daripada pekerja non-obesitas.
Beberapa kondisi kerja yang dicurigai mendorong terjadinya obesitas adalah stres di tempat kerja, kerja shift, dan jam kerja yang panjang; akan tetapi belum ada bukti ilmiah yang konklusif.
Obesitas di tempat kerja merupakan masalah kesehatan masyarakat, bukan merupakan penyakit akibat kerja. Profesional kesehatan kerja harus terlibat secara aktif dalam masalah ini. Ada banyak strategi intervensi yang tersedia, misalnya dengan menerapkan program untuk mendukung penurunan berat badan dan mempertahankan berat badan yang direkomendasikan, serta mendorong olahraga dan mempromosikan pola makan yang sehat.
Komentar
Posting Komentar