Langsung ke konten utama

Bahaya psikologis di tempat kerja

Organisasi harus mengidentifikasi bahaya psikologis, yang mencakup:

  • Pengorganisasian kerja
  • Faktor sosial di tempat kerja
  • Lingkungan kerja, peralatan, dan pekerjaan berbahaya

Pengorganisasi kerja antara lain:

  • Peran dan tanggung jawab
    • ketidakpastian/ambiguitas peran
    • konflik peran
    • kewajiban untuk peduli kepada orang lain
    • pekerja tidak memiliki panduan/arahan yang jelas tentang tugas yang seharusnya mereka selesaikan (dan tidak boleh dilakukan)
    • ekspektasi yang bertentangan dalam suatu peran (misalnya, diharapkan untuk memberikan layanan pelanggan yang baik, tetapi juga tidak menghabiskan waktu dengan pelanggan).
    • ekspektasi dalam peran yang saling melemahkan (misalnya diharapkan untuk memberikan layanan pelanggan yang baik, tetapi juga tidak menghabiskan waktu lama dengan pelanggan)
    • sering terjadi perubahan atau ketidakpastian tentang tugas dan standar kerja
    • melakukan tugas yang tidak berarti atau tidak penting
  • Kontrol pekerjaan versus otonomi pekerjaan
  • Tuntutan pekerjaan
  • Tuntutan emosional
  • Manajemen perubahan organisasi
  • Pekerjaan yang jauh dan terisolasi
  • Beban kerja dan kecepatan kerja 
  • Jam kerja dan jadwal
  • Keamanan pekerjaan versus pekerjaan tidak tetap

Faktor sosial di tempat kerja
  • Hubungan antar individu di lingkungan internal
  • Kepemimpinan
  • Budaya organisasi/kelompok kerja
  • Pengakuan dan penghargaan 
  • Pengembangan karir
  • Dukungan
  • Supervisi
  • Kesopanan dan rasa hormat
  • Keseimbangan kerja/kehidupan
  • Kekerasan di tempat kerja
  • Pelecehan
  • Perundungan dan viktimisasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Interpretasi hasil analisis statistika pajanan lingkungan kerja

Dalam postingan Statistik data hasil pemantauan pajanan lingkungan kerja (professional-hse.blogspot.com)  sudah disampaikan statistik yang harus dihitung saat menganalisis data hasil pengukuran pajanan di lingkungan kerja.  Di bawah ini adalah contoh interpretasi hasil pengukuran pajanan benzene dengan passive sampler pada 12 pekerja dengan level of detection 0,033 ppm. Kita lihat bahwa statistik rerata aritmatika dan rerata aritmatika dengan pendekatan maximum likelihood estimation (MLE) tidak berbeda jauh, akan tetapi jika diperhatikan rentang nilai minimum - maksimum (0,034 - 0,507 ppm) lebih besar dibandingkan rentang nilai batas bawas - atas (0,124 - 0,395). Rerata geometris, yang tidak terpengaruh oleh pencilan, lebih kecil dibandingkan kedua rerata aritmatika.  Variabilitas pajanan dapat dinilai dengan statistik simpang baku geometris. Pada contoh di atas terlihat bahwa nilai simpang baku geometris di atas 1,5 tetapi lebih kecil dari 2,5 dengan demikian vari...

Variabilitas pajanan bahan kimia di tempat kerja

Pajanan bahan kimia pada pekerja di lingkungan kerja sangat bervariasi: dari hari ke hari dari satu pekerja ke pekerja lain dari satu kelompok pekerja ke kelompok pekerja lain.  Bahkan dalam satu shift kerja, pajanan bervariasi dari menit ke menit. Variasi ini terjadi akibat perubahan dalam faktor seperti: laju pembentukan kontaminan tingkat ventilasi aktivitas yang dilakukan oleh pekerja.  Variabilitas ini memengaruhi jumlah sampel yang dibutuhkan untuk sepenuhnya mengkarakterisasi variasi tersebut di atas dan kemampuan skema penilaian yang ada untuk membandingkan kelompok pekerja yang berbeda atau membandingkan pajanan terhadap nilai ambang batas (NAB).  Satu pendekatan yang dilakukan untuk menangani masalah variabilitas dalam pajanan pekerja adalah dengan mengelompokkan pekerja ke dalam similarly exposure groups (SEGs) , yang dapat dilakukan dengan: Pendekatan kualitatif Pendekatan kuantitatif Pendekatan kualitatif Pengelompokkan pekerja ke dalam SEGs dilakukan denga...

Kelebihan berat badan dan obesitas

Untuk mengetahui apakah individu mengalami kelebihan berat badan adalah dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT) menggunakan rumus berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m) kwadrat , sehingga satuan IMT adalah  kg/m 2 . Terdapat dua jenis penggolongan hasil perhitungan IMT, yaitu menurut WHO ( World Health Organization ) dan asia pasifik .  Pada 2018, penduduk dewasa Indonesia yang memiliki IMT kelebihan berat badan adalah 13,6 dan obesitas adalah 21,8%, sehingga total penduduk dewasa yang memiliki IMT kelebihan berat badan dan obesitas adalah 35,4%, artinya sekitar 1 dari 3 penduduk dewasa mengalami masalah kelebihan gizi .  Kecenderungan individu untuk mengalami kelebihan berat badan dan obesitas berkaitan dengan beberapa faktor sosio-demografi seperti: Lebih umum dijumpai di perkotaan daripada pedesaan Pekerjaan yang tak menuntut banyak gerak  Aktivitas fisik yang lebih rendah pada waktu luang Perempuan Tingkat kesejahteraan rumah tangga Jenis industri te...